Dekongestan

Dekongestan, atau Dekongestan nasal adalah tipe obat-obatan yang digunakan untuk meringankan hidung buntu pada saluran pernapasan atas. Zat aktif pada Dekongestan biasanya berupa pseudoephedrine atau phenylephrine (zat aktif terakhir diragukan keefektifannya). kortikosteroid Intranasal juga bisa digunakan sebagai Dekongestan sedangkan antihistamin bisa digunakan untuk meringankan hidung meler, hidung gatal, dan bersin.[1]

Sediaan Dekongestan Topikal yang pemberian topikal dalam bentuk larutan encer (0.05–0.1%) bisa memberikan efek vasokonstriksi lokal.

Penggunaan Dekongestan untuk jangka panjang tidak dianjurkan karena bisa mengganggu fungsi mucosal ciliary: kondisi atrophic rhinitis dan anosmia (kehilangan fungsi penciuman) bisa terjadi karena kondisi vasokonstriksi dalam waktu lama.

Dekongestan bisa diserap dari hidung melalui penggunaan inhaler dan menghasilan efek sistemi, terutama stimulasi sistem syaraf pusat dan peningkatan tekanan darah. Karenanya obat-obat ini sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada orang yang mengidap hipertensi dan orang yang menggunakan obat monoamine oxidase inhibitor (MAOI), karena bisa menyebabkan hypertensive crisis.

Ekspektoran seperti guaifenesin adalah tipe obat terkait karena bisa membantu membersihkan lendir.

Penggunaan Medis

Dekongestan digunakan untuk penanganan hidung buntu, misalnya pada allergi, infeksi seperti common cold, influenza, daninfeksi sinus, dan nasal polyp.

Suatu Cochrane review pada 2016 tidak menemukan bukti yang memadai untuk mendukung penggunaan kortikosteroid intranasal untuk meringankangejala cold symptoms.[2] Tetapi, ulasan tersebut hanya berdasarkan 3 uji klinik dan kualitas buktinya dianggap rendah.[2]

Farmakologi

Mayoritas Dekongestan bekerja dengan cara meningkatkan aktivitasnorepinefrin (noradrenalin) danepinefrin (adrenalin) atau aktivitasadrenergis dengan cara menstimulasi reseptor α-adrenergis. Proses ini memicu vasokonstriksi pembuluh darahl di hidung, tenggorokan, dan sinus paranasal, sehingga mengurangi inflamasi (bengkak) dan pembentukan lendir di area tersebut.

Semprotan nasal Dekongestan dan tetes mata biasanya mengandungoxymetazoline dan digunakan sebagai decongestan topikal. Pseudoefedrin bekerja secara tidak langsung pada sistem reseptor adrenergis receptor, sedangkan fenilefrin dan oxymetazoline adalah agonis langsung. Efek ini tidak terbatas pada hidung saja, dan obat-obat tersebut bisa menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi) melalui proses vasokonstriksi; karenanya orang yang mengidap hipertensi dianjurkan untuk tidak menggunakan obat-obat tersebut. Kebanyakan Dekongestan untungnya tidak memberikan stimulasi yang bermakna, karena kurangnya respon dari adrenoreceptors. Selain hipertensi, efek samping yang sering muncul antara lain sulit tidur, cemas, pusing, gelisah, dan gugup.

Dekongestan Topikal nasal atau dekongestan mata bisa menyebabkantachyphylaxis (penurunan respon terhadap obat karena penggunaan berulang kali dalam waktu singkat). Penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan, karena obat-obat ini akan kehilangan keefektifannya setelah beberapa hari.

Daftar obat

Obat yang mengeluarkan Adrenalin

Dipasarkan Luas

  • Efedrin – merupakan senyawa yang diawasi ketat pada beberapa negara untuk penggunaan over-the-counter
  • Levomethamphetamine (levmetamfetamine) (Vicks VapoInhaler)
  • Fenilpropanolamin
  • Propylhexedrine (Benzedrex)
  • Pseudoefedrin (Sudafed) – merupakan senyawa yang diawasi ketat pada beberapa negara untuk penggunaan over-the-counter
    • Pseudoefedrin/loratadin (Claritin-D) – juga merupakan suatuantihistamine karena mengandung loratadin

Jarang atau tidak lagi dipasarkan

  • Cyclopentamine
  • Mephentermine
  • Methylhexanamine
  • Tuaminoheptane

Agonis reseptor α-Adrenergis

Dipasarkan Luas

  • Nafazolin
  • Oksimetazolin
  • Fenilefrin
  • Sinefrin
  • Tetrizolin
  • Tramazolin
  • Ksilometazolin

Jarang atau tidak lagi dipasarkan

  • Corbadrine (levonordefrin)
  • Epinephrine (adrenaline)
  • Fenoxazoline
  • Metizoline
  • Norepinephrine (noradrenaline)
  • Tymazoline

Kortikosteroid

  • Beklometason dipropionat
  • Budesonid
  • Siklesonid
  • Deksametason
  • Flunisolid
  • Flutikason
  • Flutikason furoat
  • Fluticason propionat
    • Azelastin/flutikason – juga merupakan suatu antihistamine karena mengandung azelastine
  • Mometason furoat
  • Prednisolon
  • Tiksokortol
  • Triamsinolon
  • Triamsinolon asetonida

Lainnya

Dipasarkan Luas

  • Saline (water and sodium chloride solution)

Jarang atau tidak lagi dipasarkan

  • Cafaminol

Lihat juga

  • Nasal spray

Referensi

  1. ^ Robert D. Ficalora (28 May 2013). Mayo Clinic Internal Medicine Board Review. Oxford University Press. hlm. 579–. ISBN 978-0-19-998589-0. 
  2. ^ a b Hayward G, Thompson MJ, Perera R, Del Mar CB, Glasziou PP, Heneghan CJ (2015). "Corticosteroids for the common cold". Cochrane Database Syst Rev (10): CD008116. doi:10.1002/14651858.CD008116.pub3. PMID 26461493. 
  • l
  • b
  • s
Saluran pencernaan (A)
Darah dan organ pembentuk darah (B)
Sistem kardiovaskular (C)
Kulit (D)
Sistem reproduksi (G)
Sistem endokrin (H)
Infeksi dan infestasi (J, P)
Penyakit ganas dan sistem imun (L)
Otot, tulang, dan sendi (M)
Otak dan sistem saraf (N)
Sistem pernafasan (R)

Templat:Nasal preparations