Museum Reksa Artha

6°17′46″S 106°47′38″E / 6.296°S 106.794°E / -6.296; 106.794JenisMuseum sejarahUkuran koleksiSedikitnya 1.000 item[2]PendiriWahyu Hugono[3]PemilikPercetakan Uang Republik Indonesia[4]

Museum Reksa Artha adalah sebuah museum sejarah yang terletak di Kota Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Nama Museum Reksa Artha berarti menjaga uang. Fungsi utama dari Museum Reksa Artha ialah melestarikan peninggalan bersejarah mengenai percetakan Oeang Republik Indonesia.

Jumlah koleksi Museum Reksa Artha sekurangnya 1.000 item. Jenis koleksinya terutama mesin pencetak uang, koleksi uang dari Oeang Republik Indonesia, dokumen-dokumen keuangan dan lukisan para pejuang, Museum Reksa Artha dapat dikunjungi secara gratis pada hari Senin hingga Kamis pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.

Pendirian dan peresmian

Museum Reksa Artha mulai didirikan pada tanggal 15 Desember 1987.[2] Pemrakarsa didirikannya Museum Reksa Artha adalah Wahyu Hugono yang saat itu menjabat sebagai direktur utama di Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).[3] Nama Museum Reksa Artha berasal dari dua kata yakni reksa yang artinya menjaga, dan artha yang artinya uang.[5] Museum Reksa Artha dimiliki oleh Perum Peruri.[6] Pada tanggal 30 Januari 1989, diadakan peresmian untuk Museum Reksa Artha.[7]

Lokasi

Museum Reksa Artha beralamat di Jalan Lebak Bulus I, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan.[1] Lokasi pendiriannya merupakan bangunan bekas penyimpanan bahan baku pembuatan uang. Karena itu, tampilan Museum Reksa Artha seperti pabrik atau gudang penyimpanan barang hasil produksi.[2]

Fungsi

Museum Reksa Artha difungsikan untuk melestarikan peninggalan bersejarah yang berkaitan dengan usaha mempertahankan percetakan Oeang Republik Indonesia selama masa revolusi fisik di Indonesia.[8]

Koleksi dan penyajiannya

Jumlah koleksi Museum Reksa Artha sekurangnya 1.000 item. Sebagian besar koleksi yang dipamerkan adalah alat berat berupa mesin pencetak uang.[2] Selain itu, koleksi yang juga dipamerkan ialah mesin potong, alat cetak ulang buatan Inggris, mesin giling pelat uang logam dan timbangan khusus untuk uang logam.[9] Museum Reksa Artha juga memarkan koleksi uang cetakan lama.[2] Koleksi yang berupa hasil produksi cetak Oeang Republik Indonesia dipamerkan bersama dengan produk uang lain yang dijadikan bahan pembanding.[8]

Museum Reksa Artha juga menyajikan koleksi yang bukan uang, antara lain stempel uang, buku tabungan, paspor, pita cukai, bea meterai, sertifikat tanah, dan dokumen keamanan.[1] Pada dinding-dinding yang mengelilingi Museum Reksa Artha terpajang berbagai lukisan yang menampilkan khayalan mengenai sosok pejuang.[1]

Waktu kunjungan

Museum Reksa Artha hanya dibuka untuk umum pada hari Senin hingga Kamis. Waktu kunjungan dimulai pada pukul 09.00 sampai 15.00 WIB. Pengunjung dapat masuk ke Museum Reksa Artha secara gratis.[1]

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan 2012, hlm. 210.
  2. ^ a b c d e f Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan 2012, hlm. 209.
  3. ^ a b Djamaluddin, Djana, dan Sudiyo 1998, hlm. 35.
  4. ^ "Keuangan Negara dalam Era Globalisasi". Rupiah di Tengah Rentang Sejarah: Album Peringatan 45 Tahun ORI. Majalah Anggaran. 1991. hlm. 159.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ Ensiklopedia Jakarta Volume 3: Culture and Heritage. Jakarta: Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2005. hlm. 26.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  6. ^ "Keuangan Negara dalam Era Globalisasi". Rupiah di Tengah Rentang Sejarah: Album Peringatan 45 Tahun ORI. Majalah Anggaran. 1991. hlm. 159.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  7. ^ Dimyati, Edi (2010). Panduan Sang Petualang: 47 Museum Jakarta. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 80. ISBN 978-602-0343-58-7. Ringkasan.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  8. ^ a b Djamaluddin, Djana, dan Sudiyo 1998, hlm. 36.
  9. ^ Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan 2012, hlm. 209-210.

Daftar pustaka

  • Direktori Museum Indonesia (PDF). Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan. 2012.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Djamaluddin, A., Djana, H., dan Sudiyo (1998). Museum-Museum di DKI Jakarta (PDF). Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman DKI Jakarta.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)