Stasiun Walantaka

Stasiun Walantaka
Kereta Api Indonesia
LM05

Bangunan utama Stasiun Walantaka.
Lokasi6°9′11″S 106°13′6″E / 6.15306°S 106.21833°E / -6.15306; 106.21833Koordinat: 6°9′11″S 106°13′6″E / 6.15306°S 106.21833°E / -6.15306; 106.21833
Ketinggian+25 m
Operator
  • KAI Commuter
Letak
km 104+908 lintas Angke–Tanah Abang–
Rangkasbitung–Merak[1]
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama rendah)
Jumlah jalur2 (jalur 2: sepur lurus)
LayananCommuter Line Merak
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • WLT
  • 0122[2]
  • WALAN
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1 Juli 1900
Nama sebelumnyaWalantaka
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cikeusal
ke arah Rangkasbitung
Commuter Line Merak
Merak–Rangkasbitung, p.p.
Serang
ke arah Merak
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik tipe DBRI Vital Processor Interlocking[3]
Diagram lintasan stasiun
Legenda
ke Serang
ke Silebu
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Walantaka (WLT) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten. Stasiun yang terletak pada ketinggian +25 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta serta merupakan stasiun kereta api yang lokasinya paling timur di Kota Serang. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu KA Commuter Line Merak.

Sejarah

Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.[4]

Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung,[4] jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899.[5] Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.[6]

Jalur kereta api dari Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900 (termasuk membuka Stasiun Walantaka),[7][8] yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyebrang ke Lampung.[9]

Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.

Dahulu, pada petak antara Stasiun Walantaka dan Stasiun Serang terdapat Halte Tjihideung (Cihideung)[8] dan Halte Kemang,[8] sedangkan pada petak yang menuju ke Stasiun Tjikeusal (Cikeusal) terdapat Halte Sileboe (Silebu).[8] Halte-halte tersebut kini sudah tidak aktif lagi.

Pada petak antara Stasiun Walantaka dan Stasiun Cikeusal juga terdapat 2 buah terowongan viaduk peninggalan Staatsspoorwegen (SS) yang masih kokoh berdiri.[10] Selain kedua viaduk tersebut, terdapat pula terowongan viaduk dengan model yang serupa di lintas ini, yaitu pada petak Maja-Cikoya yang sudah dibongkar imbas proyek jalur ganda Parung Panjang-Maja.

Bangunan dan tata letak

Stasiun Walantaka hanya memiliki 2 jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Stasiun ini juga memiliki sepur badug yang terletak di sisi timur stasiun.

Bangunan stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih dipakai hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset cagar budaya. Stasiun ini dilengkapi dengan 2 peron penumpang yang berukuran rendah.

Pada tahun 2020, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub) berencana akan mengelektrifikasi jalur KA pada petak Rangkasbitung-Serang agar dapat menambah frekuensi angkutan penumpang dengan moda kereta rel listrik (KRL), serta akan ditambah dengan pembangunan jalur ganda jika frekuensi penumpang KRL tersebut terus meningkat. Rencana ini diawali dengan revitalisasi jalur KA lintas Rangkasbitung-Merak dari rel R42 ke R54 guna meningkatkan kecepatan kereta, dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemasangan tiang listrik aliran atas (LAA). Namun, hingga saat ini hanya revitalisasi jalur saja yang baru terlaksana, sedangkan kabar tentang rencana elektrifikasi belum terdengar lagi.[11][12]

Layanan kereta api

Lokal (Commuter Line)

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
LM Commuter Line Merak Rangkasbitung Merak

Galeri

  • Bangunan utama Stasiun Walantaka, 2022.
    Bangunan utama Stasiun Walantaka, 2022.
  • Kondisi emplasemen Stasiun Walantaka.
    Kondisi emplasemen Stasiun Walantaka.
  • Papan nama Stasiun Walantaka.
    Papan nama Stasiun Walantaka.
  • Ujung jalur 1 Stasiun Walantaka yang sedikit melengkung karena terdapat sinyal keluar.
    Ujung jalur 1 Stasiun Walantaka yang sedikit melengkung karena terdapat sinyal keluar.
  • Sepur badug Stasiun Walantaka yang merupakan terusan dari jalur 1.
    Sepur badug Stasiun Walantaka yang merupakan terusan dari jalur 1.
  • Viaduk peninggalan Staatsspoorwegen yang masih berdiri di petak Walantaka-Cikeusal.
    Viaduk peninggalan Staatsspoorwegen yang masih berdiri di petak Walantaka-Cikeusal.
  • Viaduk peninggalan Staatsspoorwegen yang masih berdiri di petak Walantaka-Cikeusal.
    Viaduk peninggalan Staatsspoorwegen yang masih berdiri di petak Walantaka-Cikeusal.

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ a b Anne Reitsma, Steven (1916). Indische Spoorweg-Politiek. Batavia: Landsdrukkerij.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  6. ^ Anne Reitsma, Steven (1928). Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. KOLLF & Co.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  7. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  8. ^ a b c d Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie. Semarang: Semarang-Drukkerij en Boekhandel. 1901. hlm. 10.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  9. ^ "ZWP - Haltestempels Ned.Indië". studiegroep-zwp.nl. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  10. ^ Sudarsih, Ahmad (April 2014). KA & Viaduct. 93. Majalah KA. hlm. 44. 
  11. ^ Televisi, PT Cakrawala Andalas (2020-01-18). "Pemetaan Elektrifikasi Jalur Kereta Api, Menhub Kunjungi Stasiun Serang-Banten". www.antvklik.com. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  12. ^ Sulistyo, Bayu Tri (2020-01-18). "April 2020 Elektrifikasi Rangkasbitung - Serang Dimulai". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2023-07-22. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Serang
ke arah Merak
Merak–Tanah Abang Silebu
ke arah Tanah Abang
  • l
  • b
  • s
B Commuter Line Bogor
C Commuter Line Cikarang
R Commuter Line Rangkasbitung
T Commuter Line Tangerang
TP Commuter Line Tanjung Priuk
  • Jakarta Kota (JAKK)
  • Kampung Bandan (KPB, atas)
  • Ancol (AC)
  • Tanjung Priuk (TPK)
Y Commuter Line Yogyakarta
A Commuter Line Basoetta
  • Tebal: Kelas besar dan I
  • Regular: Kelas II dan III/kecil
  • Nama stasiun yang diberi warna menunjukkan adanya perjalanan yang berawal/berakhir di stasiun ini.

Koordinat: 6°09′20″S 106°13′08″E / 6.1555095°S 106.2188241°E / -6.1555095; 106.2188241{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman

Ikon rintisan

Artikel bertopik stasiun kereta api di Banten ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s