Suiko

Suiko
推古
Kaisarina Jepang
Berkuasa8 Desember 592 – 7 Maret 628
PendahuluSushun
PenerusJomei
WaliPangeran Shōtoku
Soga no Umako
Soga no Emishi
Permaisuri Jepang
Periode576 – 14 September 585
Informasi pribadi
Kelahiran554
Kematian15 April 628(628-04-15) (umur 74)
WangsaYamato
AyahKaisar Kimmei
IbuSoga no Kitashihime
PasanganKaisar Bidatsu

Kaisarina Suiko (推古天皇code: ja is deprecated , Suiko-tennō) (554 – 15 April 628) adalah penguasa Jepang ke-33.[1] Suiko memerintah pada tahun 593 sampai mangkatnya pada tahun 628.[2] Sebelumnya, dia menjadi permaisuri sebagai istri dari Kaisar Bidatsu pada tahun 576 sampai 585. Dia merupakan wanita pertama yang menjadi kaisarina (kaisar wanita) di Jepang menurut catatan resmi.

Nama

Sebelum naik ke Tahta Krisantemum, nama pribadinya (imina)[3] adalah Mikekashiya-hime-no-mikoto,[4] juga disebut dengan Toyomike Kashikiya hime no Mikoto. Kaisarina Suiko memiliki beberapa nama termasuk Putri Nukatabe dan (kemungkinan anumerta) Toyomike Kashikiya.[5]

Kehidupan

Suiko menjadi istri dari Kaisar Bidatsu yang merupakan saudaranya seayah. Setelah istri utama Bidatsu wafat, Suiko menjadi istri utamanya dan dianugerahi gelar Ōkisaki, gelar yang dapat disejajarkan dengan permaisuri.

Perebutan kekuasaan

Setelah Bidatsu mangkat, tahta diserahkan kepada saudara sekandung Suiko, Pangeran Ikebe, yang kemudian naik tahta menjadi Kaisar Yōmei. Yōmei memerintah selama dua tahun dan mangkat karena sakit. Sepeninggalnya, terjadi perebutan kekuasaan antara keluarga Soga dan keluarga Mononobe. Keluarga Soga mendukung Pangeran Hatsusebe dan keluarga Mononobe mendukung Pangeran Anonobe, kedua pangeran tersebut adalah saudara tiri Suiko. Keluarga Soga memenangkan persengketaan dan Pangeran Hatsusebe naik tahta sebagai Kaisar Sushun. Namun karena kepala keluarga Soga saat itu, Soga no Umako putra Soga no Iname, takut bahwa dia akan disingkirkan oleh Sushun yang tidak menyukai kekuatannya, Umako mengutus Yamatoaya no Ataikoma (東漢直駒) untuk membunuh sang kaisar pada 592. Setelah itu, Suiko yang merupakan janda Kaisar Bidatsu diangkat menjadi kaisarina.

Masa pemerintahan

Meskipun dalam catatan resmi Jepang, Suiko menyandang gelar tennō, banyak sejarawan percaya bahwa gelar ini belumlah dikenal sampai masa pemerintahan Kaisar Tenmu dan Kaisarina Jitō. Sangat mungkin gelar yang dipakai saat itu adalah Sumeramikoto atau Amenoshita Shiroshimesu Ōkimi (治天下大王), yang bermakna "ratu agung yang memerintah semua yang di bawah langit." Kalau tidak, Suiko mungkin disapa dengan sebutan (ヤマト大王/大君, Yamatoōkimi/Taikun) atau "Ratu Agung Yamato".

Pada tahun berikutnya, Pangeran Shōtoku, putra Kaisar Yōmei, ditetapkan sebagai wali kaisar. Meskipun di masa pemerintaha Suiko kekuatan politik negara banyak dipegang oleh Pangeran Shōtoku dan Soga no Umako, tetapi Suiko sendiri juga memiliki kemampuan politik yang memadai. Penolakan Suiko terhadap permintaan Umako untuk memberikan wilayah otonomi pada 624 menegaskan bahwa Suiko memiliki kedaulatan politik yang tidak terkungkung oleh Soga no Umako. Di bawah kepemimpinannya, agama Buddha diakui secara resmi pada 594. Suiko sendiri adalah salah satu penguasa monarki Buddha di Jepang dan mengambil sumpah sebagai biarawati sesaat sebelum menjadi kaisarina.

Pada masa kekuasaannya, Suiko mempererat hubungan dengan Dinasti Sui. Suiko mengadopsi sistem peringkat kebangsawanan (冠位十二階, Kan'i Jūnikai) pada tahun 600. Pengadopsian kalender Ganzhi di Jepang juga dialamatkan kepada Kaisarina Suiko pada tahun 604.[6]

Mangkat

Kaisarina Suko mangkat pada tahun 628 setelah memerintah selama 35 tahun. Menjelang kematiannya, Suiko memberikan petunjuk samar mengenai penerusnya, yakni Pangeran Tamura dan Pangeran Yamashiro. Pangeran Tamura adalah putra Pangeran Oshisaka, putra Kaisar Bidatsu. Dia mendapat dukungan dari keluarga utama klan Soga, termasuk Soga no Emishi, putra Soga no Umako. Sedangkan Pangeran Yamashiro adalah putra Pangeran Shōtoku dan dia didukung sebagian keluarga Soga yang lain. Pada akhirnya, Pangeran Tamura naik tahta sebagai Kaisar Jomei.

Keluarga

Orang tua

  • Ayah: Kaisar Kimmei (欽明天皇, Kinmei-tennō, 509–571)
    • Kakek: Kaisar Keitai (継体天皇, Keitai-tennō)
    • Nenek: Permaisuri Tashiraka no Himemiko (手白香皇女)
  • Ibu: Soga no Kitashihime (蘇我 堅塩媛)

Pasangan dan mertua

Kaisar Bidatsu (敏達天皇, Bidatsu-tennō)

  • Ayah: Kaisar Kimmei (欽明天皇, Kinmei-tennō, 509–571)
  • Ibu: Permaisuri Ishi-Hime

Anak

  • Putri Uji no Shitsukahi (Uji no Kahitako). Menikah dengan Pangeran Shōtoku.
  • Pangeran Takeda
  • Putri Woharida, lahir sekitar tahun 572, menikah dengan saudara tirinya, Oshisako no Hikohito no Oe
  • Putri Umori (Karu no Mori)
  • Pangeran Wohari
  • Putri Tame, menikah dengan Kaisar Jomei
  • Putri Sakurawi no Yumihari

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Badan Rumah Tangga Kekaisaran (Kunaichō): 推古天皇 (33)
  2. ^ Brown, Delmer et al. (1979). Gukanshō, pp. 263–264; Varley, H. Paul. (1980). Jinnō Shōtōki, pp. 126–129; Titsingh, Isaac. (1834). Annales des empereurs du Japon, pp. 39–42., hlm. 39, di Google Books
  3. ^ Brown, pp. 264
  4. ^ Varley, p. 126.
  5. ^ Ashton, William. (2005). Nihongi, p. 95 n.2.
  6. ^ Nussbaum, Louis-Frédéric. (2005). "Jikkan Jūnishi" in Japan Encyclopedia, p. 420, hlm. 420, di Google Books , n.b., Louis-Frédéric is pseudonym of Louis-Frédéric Nussbaum, see Deutsche Nationalbibliothek Authority File[pranala nonaktif permanen]

Referensi

  • Aston, William George. (1896). Nihongi: Chronicles of Japan from the Earliest Times to A.D. 697. London: Kegan Paul, Trench, Trubner. OCLC 448337491
  • Brown, Delmer M. and Ichirō Ishida, eds. (1979). Gukanshō: The Future and the Past. Berkeley: University of California Press. 10-ISBN 0-520-03460-0; 13-ISBN 978-0-520-03460-0; OCLC 251325323
  • Hammer, Joshua. (2006). Yokohama Burning: The Deadly 1923 Earthquake and Fire that Helped Forge the Path to World War II. New York: Simon & Schuster. 10-ISBN 0-7432-6465-7; 13-ISBN 978-0-7432-6465-5
  • Nussbaum, Louis-Frédéric and Käthe Roth. (2005). Japan encyclopedia. Cambridge: Harvard University Press. 10-ISBN 0-674-01753-6; 13-ISBN 978-0-674-01753-5; OCLC 58053128
  • Ponsonby-Fane, Richard Arthur Brabazon. (1959). The Imperial House of Japan. Kyoto: Ponsonby Memorial Society. OCLC 194887
  • Titsingh, Isaac. (1834). Nihon Odai Ichiran; ou, Annales des empereurs du Japon. Paris: Royal Asiatic Society, Oriental Translation Fund of Great Britain and Ireland. OCLC 5850691
  • Varley, H. Paul. (1980). A Chronicle of Gods and Sovereigns: Jinnō Shōtōki of Kitabatake Chikafusa. New York: Columbia University Press. 10-ISBN 0-231-04940-4/13-ISBN 978-0-231-04940-5; OCLC 6042764
Suiko
Lahir: 554 Meninggal: 15 April 628
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Sushun (Hatsusebe no Mikoto)
Kaisarina Jepang:
Suiko

8 Desember 592 – 7 Maret 628
Diteruskan oleh:
Jomei (Tamura)
  • l
  • b
  • s
  1. Jimmu
  2. Suizei
  3. Annei
  4. Itoku
  5. Kōshō
  6. Kōan
  7. Kōrei
  8. Kōgen
  9. Kaika
  10. Sujin
  11. Suinin
  12. Keikō
  13. Seimu
  14. Chūai
  15. Ōjin
  16. Nintoku
  17. Richū
  18. Hanzei
  19. Ingyō
  20. Ankō
  21. Yūryaku
  22. Seinei
  23. Kenzō
  24. Ninken
  25. Buretsu
  26. Keitai
  27. Ankan
  28. Senka
  29. Kimmei
  30. Bidatsu
  31. Yōmei
  32. Sushun
  33. Suiko ♀
  34. Jomei
  35. Kōgyoku ♀
  36. Kōtoku
  37. Saimei ♀
  38. Tenji
  39. Kōbun
  40. Tenmu
  41. Jitō ♀
  42. Mommu
  43. Genmei ♀
  44. Genshō ♀
  45. Shōmu
  46. Kōken ♀
  47. Junnin
  48. Shōtoku ♀
  49. Kōnin
  50. Kammu
  51. Heizei
  52. Saga
  53. Junna
  54. Nimmyō
  55. Montoku
  56. Seiwa
  57. Yōzei
  58. Kōkō
  59. Uda
  60. Daigo
  61. Suzaku
  62. Murakami
  63. Reizei
  64. En-yū
  65. Kazan
  66. Ichijō
  67. Sanjō
  68. Go-Ichijō
  69. Go-Suzaku
  70. Go-Reizei
  71. Go-Sanjō
  72. Shirakawa
  73. Horikawa
  74. Toba
  75. Sutoku
  76. Konoe
  77. Go-Shirakawa
  78. Nijō
  79. Rokujō
  80. Takakura
  81. Antoku
  82. Go-Toba
  83. Tsuchimikado
  84. Juntoku
  85. Chūkyō
  86. Go-Horikawa
  87. Shijō
  88. Go-Saga
  89. Go-Fukakusa
  90. Kameyama
  91. Go-Uda
  92. Fushimi
  93. Go-Fushimi
  94. Go-Nijō
  95. Hanazono
  96. Go-Daigo
  97. Go-Murakami
  98. Chōkei
  99. Go-Kameyama
  100. Go-Komatsu
    Dinasti Utara
    1. Kōgon
    2. Kōmyō
    3. Sukō
    4. Go-Kōgon
    5. Goen-yū
    6. Go-Komatsu
  101. Shōkō
  102. Go-Hanazono
  103. Go-Tsuchimikado
  104. Go-Kashiwabara
  105. Go-Nara
  106. Ōgimachi
  107. Go-Yōzei
  108. Go-Mizunoo
  109. Meishō ♀
  110. Go-Kōmyō
  111. Go-Sai
  112. Reigen
  113. Higashiyama
  114. Nakamikado
  115. Sakuramachi
  116. Momozono
  117. Go-Sakuramachi ♀
  118. Go-Momozono
  119. Kōkaku
  120. Ninkō
  121. Kōmei
  122. Meiji
  123. Taishō
  124. Shōwa
  125. Heisei
  126. Reiwa
Maharani