Kesan pandemik COVID-19 terhadap penerbangan
Pandemik COVID-19 telah memberikan kesan yang ketara terhadap industri penerbangan akibat pelaksanaan sekatan perjalanan dan penurunan jumlah penumpang. Penurunan jumlah penumpang akibat pada pembatalan penerbangan sehingga banyak syarikat penerbangan terpaksa melakukan PHK besar-besaran atau bahkan muflis. Beberapa syarikat penerbangan lain tidak mengembalikan dana tiket yang dibatalkan untuk mengurangkan kerugian. Pengeluar pesawat terbang dan pengendali lapangan terbang juga dilaporkan melakukan PHK terhadap para pegawainya.
Krisis dunia penerbangan semasa pandemik COVID-19 dianggap sebagai krisis paling dahsyat dalam sejarah penerbangan menurut CEO Airbus SE, Guillaume Faury,[1] CEO EasyJet, Johan Lundgren,[2] orang kuat United Airlines, Oscar Munoz,[3] CEO Qantas, Alan Joyce,[4] dan beberapa media, seperti Financial Times,[5] The New York Times,[6] dan The Independent.[7]
Pembatalan penerbangan
Peraturan dari pemerintah di Eropah, Amerika Syarikat, dan Malaysia mewajibkan syarikat penerbangan untuk mengembalikan dana tiket dari penerbangan yang dibatalkan. Namun, dalam beberapa kes, syarikat penerbangan menawarkan baucer penerbangan sebagai gantinya. Setelah kontroversi yang terjadi, Jabatan Pengangkutan Amerika Syarikat tetap mewajibkan syarikat penerbangan untuk mengembalikan dana tiket untuk penerbangan yang dibatalkan, kecuali pembatalan penerbangan akibat larangan berlepas, perintah duduk di rumah, dan larangan lain.[8]
Pada awal Mac 2020, peningkatan jumlah penerbangan yang dibatalkan sebanyak 10% berbanding pada tahun 2019. Pada akhir Mac 2020, aktiviti penerbangan menurun hingga 40–60%, dengan penerbangan antarabangsa menerima kesan yang paling besar. Sehingga April 2020, lebih dari 80% penerbangan terpaksa dibatalkan akibat pelaksanaan aktiviti di seluruh dunia.[9]
Penyelidikan menunjukkan bahawa keperluan tempoh sekitar 2,4 tahun (sehingga akhir 2022) untuk memulihan jumlah penumpang akibat pandemik COVID-19. Perhitungan paling optimis menganggarkan bahawa pemulihan penumpang memerlukan tempoh 2 tahun (pertengahan 2022), sementara perhitungan paling pesimis memerlukan tempoh sehingga 6 tahun.[10]
Kargo
Pembatalan sebahagian besar penerbangan penumpang juga terkesan terhadap penghantaran kargo melalui ruang udara. Ini kerana hampir setengah kargo di dunia yang dihantar melalui ruang udara dibawa oleh pesawat penumpang.[11] Ketika pandemik memaksa pembatalan penerbangan penumpang, kapasiti angkut kargo menurun dan menyebabkan bayaran penghantaran naik sehingga tiga kali lipat.[12]
Wang penghantaran kargo melintasi Lautan Atlantik naik dari yang semula berharga $0.80 per kg menjadi $2.50–4 per kg. Kenaikan ini membuat beberapa syarikat penerbangan penumpang untuk mengubah perkhidmatan menjadi penerbangan kargo.[13] Syarikat penerbangan kargo juga menambah jumlah penerbangan dengan cara menerbangkan pesawat lama dan memanfaatkan penurunan harga minyak dunia.[11]
Penyebaran virus
Pergerakan penumpang pesawat seringkali dikaitkan dengan penyebaran koronavirus.[14] Pertubuhan Kesihatan Sedunia menyatakan bahawa "Pemindahan virus dapat terjadi antara penumpang yang duduk di kawasan yang sama di pesawat. Transmisi biasanya bermula ketika penumpang yang terinfeksi batuk-batuk, bersin, atau menyentuh benda-benda di sekitarnya".[15] Semasa pandemik, sebahgian syarikat penerbangan menjual tiket dengan harga yang lebih murah.[16] Akibatnya, beberapa orang terdorong untuk membeli tiket tersebut dan menghadiri perayaan.[16]
Meskipun saringan HEPA menangkap 99.97 zarah yang menyebar di udara, saringan tersebut tidak menyaring udara yang tidak melaluinya. Oleh itu, syarikat penerbangan tetap mewajibkan penumpang untuk memakai pelitup muka di dalam kabin pesawat.[17] Menurut Pusat Kawalan dan Pencegahan Penyakit Amerika Syarikat, patogen tidak menyebar dengan mudah di pesawat, tetapi kemungkinan jangkitan tetap ada akibat jarak antara penumpang yang amat dekat.[18]
Lihat juga
Rujukan
- ^ Jolly, Jasper (29 April 2020). "Airlines may not recover from Covid-19 crisis for five years, says Airbus". The Guardian.
We are now in the midst of the gravest crisis the aerospace industry has ever known
- ^ "Airlines increase job cuts as coronavirus pandemic crushes air travel". Boston Herald. 28 May 2020. Dicapai pada 29 May 2020.
This is still the worst crisis that this industry has ever been faced with [...]
- ^ Assis, Claudia (2020-04-30). "United Airlines says coronavirus pandemic is worst crisis 'in the history of aviation'". MarketWatch.
the most disruptive crisis in the history of aviation
- ^ "Virus worst crisis to hit aviation: Joyce". ABC's 7.30 program. 19 March 2020 – melalui The Canberra Times.
This is the worst crisis the aviation industry has gone through
- ^ Hollinger, Peggy (20 April 2020). "How coronavirus brought aerospace down to earth". Financial Times.
[...] cancel orders to survive the worst crisis in aviation history.
- ^ "Flight Attendants and Pilots Ask, 'Is It OK to Keep Working?'". The New York Times. 12 April 2020.
[...] the current crisis, which is seen by many as the worst in the history of aviation.
- ^ "British Airways furloughs 36,000 staff in worst-ever crisis". The Independent (dalam bahasa Inggeris). 2 April 2020.
- ^ "Airlines Want To Cancel Rule Requiring Them To Refund Fares For Canceled Flights". NPR. April 7, 2020.
- ^ a b Inc, Aislelabs (4 May 2020), How Airports Globally are Responding to Coronavirus by Aislelabs, dicapai pada 8 May 2020
- ^ "Gudmundsson, S.V., Cattaneo, M., Redondi, R. Forecasting recovery time in air transport markets in the presence of large economic shocks: COVID-19". SSNR. June 9, 2020.
- ^ a b Cirium. "Freight rates on the rise amid slump in passenger flights". Flight Global (dalam bahasa Inggeris). Dicapai pada 2021-03-22.
- ^ Bradsher, Keith; Swanson, Ana (2020-03-23). "The U.S. Needs China's Masks, as Acrimony Grows". The New York Times (dalam bahasa Inggeris). ISSN 0362-4331. Dicapai pada 2021-03-22.
- ^ Asaf, Seher. "Airlines remove seats from planes for cargo". Business Traveller. Diarkibkan daripada yang asal pada 16 August 2020.
- ^ McKeever, Amy (6 March 2020). "Here's how coronavirus spreads on a plane—and the safest place to sit" (dalam bahasa Inggeris). National Geographic. Dicapai pada 20 April 2020.
- ^ Passy, Jacob (14 March 2020). "Should I cancel my flight? Does recirculated air on a plane spread coronavirus? Here's what you need to know before traveling" (dalam bahasa Inggeris). MarketWatch. Dicapai pada 20 April 2020.
- ^ a b Hoffower, Hillary (23 March 2020). "'It's Gen Z you want': Millennials are defending themselves from accusations that they're out partying and ignoring warnings amid the coronavirus pandemic". Business Insider (dalam bahasa Inggeris). Dicapai pada 20 April 2020.
- ^ "How clean is the air on planes?". Travel (dalam bahasa Inggeris). 2020-08-28. Dicapai pada 2020-10-15.
- ^ CDC (2020-02-11). "Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)". Centers for Disease Control and Prevention (dalam bahasa Inggeris). Dicapai pada 2020-11-04.
Pandemik COVID-19 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
