Tari Katreji

Tari Katreji adalah salah satu tarian tradisional asal Provinsi Maluku. Tarian yang dilakukan berpasangan antara wanita dan pria ini sangat terkenal dan sering ditampilkan pada acara-acara perayaan hari besar, penyambutan tamu maupun pernikahan adat dan pentas seni di sekolah-sekolah. Makna dari tarian ini sendiri adalah sebagai tarian pergaulan masyarakat terutama para muda-mudi. Tarian ini ditampilkan dengan eksepresi dan nuansa yang ceria serta bersemangat.[1]

Sejarah Tari Katreji

Tari Katreji sudah ada sejak bangsa Portugis dan Belanda datang ke Indonesia. Selain datang ke Maluku untuk menguasai perdagangan rempah-rempah mereka juga membawa budayanya ke Maluku. Sehingga tarian ini jika dilihat akan sedikit menyerupai tarian-tarian khas eropa. Setelah meninggalkan Indonesia, masyarakat Maluku masih sering menampilkan tarian ini dan disesuaikan dengan kebudayaan lokal di Maluku sehingga menjadi Tari Katreji yang sekarang. Percampuran budaya inilah yang membuat Tari Katreji sangat khas dan memberikan warna baru dalam kesenian tradisional di Maluku.

Dalam perkembangannya tarian ini juga bisa divariasikan dengan gerakan atau musik pengiring lainnya. Namun tetap mempertahankan konsep yang sama dimana, tarian tetap dilakukan secara berpasangan (biasanya 5-6 pasang) dan menggunakan busana tradisional khas Provinsi Maluku. Untuk penari wanita akan menggunakan kebaya panjang dan dengan rok panjang serta rambutnya dikonde dan dihiasi dengan hiasan bunga-bunga, sementara penari pria akan menggunakan baju panjang dan celana panjang.

Katreji biasanya diiringi dengan musik yang cepat yang menggambarkan keceriaan. Beberapa alat musik yang biasa digunakan untuk pengiring tarian ini adalah ukulele, suling bambu, tifa, dan lain-lain.

Referensi

  1. ^ "Tari Katreji Tarian Tradisional Dari Maluku". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-04. Diakses tanggal 2019-03-05. 
  • l
  • b
  • s
  • l
  • b
  • s
Tarian Indonesia
Sumatra
Aceh
  • Laweut
  • Likok Pulo
  • Pho
  • Rabbani Wahed
  • Ranup lam Puan
  • Geleng
  • Rateb Meuseukat
  • Ratoh Duek
  • Rencong
  • Seudati
  • Tarek Pukat
Alas-Kluet
  • Landok Sampot
  • Landok Alun
  • Mesekat
  • Tari Pelabat
Batak
  • Karo
    • Gundala-Gundala
    • Guro-Guro Aron
    • Ndikkar
    • Piso Surit
  • Mandailing
    • Endeng-endeng
    • Sarama Datu
  • Toba
    • Tortor
Gayo
  • Bines
  • Didong
  • Guel
  • Munalu
  • Resam Berume
  • Saman
  • Sining
  • Turun Ku Aih Aunen
Kerinci
Lampung
Melayu
Mentawai
  • Turuk
    • Laggai
    • Pokpok
    • Uliat Bilou
    • Uliat Manyang
Minangkabau
Nias
  • Bölihae
  • Fahimba
  • Famanu-manu
  • Fanari Moyo
  • Fatele
  • Hiwö
  • Maena
  • Maluaya
  • Manaho
  • Mogaele
Palembang
Rejang, Kaur,
Mukomuko,
dan Serawai
Singkil
Tamiang
Bantenan
Betawi
Cirebon-Indramayu
Jawa
Madura
  • Blandaran
  • Muang Sangkal
Sunda
Banjar
Bulungan
  • Jugit Demaring
Dayak
Melayu Kalimantan
Paser
Tidung
  • Ambi
  • Bangun
  • Jepin Kinsat Suara Siam
  • Liaban
Alor
  • Lego-Lego
Bali
Bima dan Sumbawa
Flores
Sasak
Sumba
  • Kabokang
  • Kandingang
  • Ningguharama
  • Kataga
  • Woleka
Timor
Bugis, Makassar,
Bone, dan Luwu
Buton, Muna, dan Wakatobi
Gorontalo
  • Dana–dana
  • Elengge
  • Langga
  • Mopohuloo/Modepito
  • Sabe
  • Saronde
  • Tanam Padi
  • Tidi Lo Malu
  • Tulude
Mandar
Minahasa
Bolaang dan Mongondow
Padoe
Bare'e, Pamona, dan Kaili
Sangihe, Talaud,
dan Siau Tagulandong
Biaro
  • Alabadiri
  • Gunde
  • Mesalai
  • Ransansahabe
  • Tari Salo
  • Upase
Toraja
Arfak
Asmat
Biak
Dani
Fakfak
Isirawa
Mimika (Kamoro)
Kep. Maluku Tengah dan Selatan
Kep. Maluku Utara
Moi
Sentani
Serui dan Waropen
Lain-lain
India-Indonesia
Arab-Indonesia
Tionghoa-Indonesia
Eropa-Indonesia
  • Katreji
  • Katrili
Kategori